Perbedaan peta, atlas, globe berdasarkan bentuk dan
kegunaannya dalam pembelajaran IPS di SD :
A. Peta
·
Pengertian Peta
o
Pengertian
peta menurut Ewin Raisz
Peta
adalah gambaran konvensional permukaan bumi seperti kenampakannya dilihat dari
atas secara tegak lurus, dan dibubuhi tulisan-tulisan serta
keterangan-keterangan untuk kepentingan pengenalan.
o
Pengertian
peta menurut International Cartographic Assosiation (ICA)
Peta adalah
gambaran konvensional yang selektif dan yang diperkecil, yang dibuat pada
bidang datar, yang menggambarkan perwujudan permukaan bumi atau benda-benda
angkasa maupun data yang ada kaitannya dengan permukaan bumi atau benda-benda
angkasa.
Dari pengertian
peta di atas, ada empat kata kunci yang membedakan peta dengan media lain yaitu
sebagai berikut:
o
Konvensional
Dalam
penggambaran peta ada kesepakatan yang harus dipatuhi oleh pembuat peta. Hal
ini terkait dengan penggambaran simbol maupun penulisan kenampakan-kenampakan
geografis.
o
Selektif
Kenampakan-kenampakan
yang digambarkan pada peta dipilih sesuai dengan pembuatan peta.
o
Diperkecil
Peta
dibuat untuk menggambarkan permukaan bumi yang luas menjadi peta yang ukurannya
jauh lebih kecil daripada ruang yang digambarkannya.
o
Bidang datar
Bumi
berbentuk bulat digambarkan ke dalam peta pada selembar kertas yang merupakan
bidang datar.
Perbedaan Peta berdasarkan bentuk
ü Pete merupakan gambaran konvensional muka bumi
atau benda angkasa yang meliputi perwujudan, letak maupun data yang berkaitan,
seperti tampaknya apabila dilihat dari atas.
ü Atlas merupakan sekumpulan peta yang dijilid
menjadi satu dalam bentuk buku dengan bahasa, simbol, dan proyeksi yang umumnya
seragam.
ü Globe adalah model tiruan bola yang memberikan
gambaran tentang bentuk muka bumi, sehingga mendekati bentuk yang sebenarnya,
dimana dilengkapi dengan garis lintang dan garis bujur yang dapat digunakan
untuk berbagai macam peragaan atau media pendidikan.
Perbedaan Peta berdasarkan kegunaannya
1.
Menunjukkan
posisi atau lokasi suatu tempat dipermukaan bumi.
2.
Memperlihatkan
ukuran (luas, jarak) dan arah suatu tempat dipermukaan bumi.
3.
Menggambarkan
bentuk-bentuk dipermukaan bumi, seperti benua, negara, gunung, sungai, dan
bentuk-bentuk lainnya.
4.
Membantu
peneliti sebelum melakukan survey untuk mengetahui kondisi daerah yang akan
diteliti.
5.
Menyajikan
data tentang potensi suatu wilayah.
6.
Alat analisis
untuk mendapatkan suatu kesimpulan.
7.
Alat untuk
menjelaskan rencana-rencana yang diajukan.
8.
Alat untuk
mempelajari hubungan timbal balik antara fenomena-fenomena (gejala-gejala)
geografi di permukaan bumi.
·
Fungsi peta
Secara umum, fungsi peta antara lain sebagai berikut:
o
Sebagai alat
bantu untuk memberikan informasi yang bersifat keruangan dan spesifik dari
suatu daerah
o
sebagai alat
panduan untuk terjun di lapangan, misalnya untuk kepentingan penelitian,
kepariwisataan, SAR, militer dan lain-lain
o
sebagai alat
untuk menganalisis maupun deskripsi dari suatu wilayah yang sedang diteliti
o
sebagai alat untuk menyampaikan ide atau
usulan suatu perencanaan
o
sebagai media
pembelajaran geografi.
·
Klasifikasi
peta
Peta
dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis. Hal ini tergantung dari dasar
klasifikasi yang digunakan. Berikut dikemukakan dua cara untuk mengklasifikasikan
jenis peta, yaitu berdsarkan skala dan isinya.
·
Berdasarkan
Skala
Berdasarkan
skalanya, peta dapat dibedakan menjadi 5 macam, yaitu sebagai berikut:
·
Peta
teknik/peta kadaster
1:100 s.d 1:5000
·
Peta skala
besar
1:5.000 s.d 1:250.000
·
Peta skala
sedang
1:250.000 s.d 1:500.000
·
Peta skala
kecil
1:500.000 s.d 1:1.000.000
·
Peta geografi
Lebih kecil dari 1:1000.000
·
Berdasarkan
isinya
Berdasarkan
isinya, peta dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu sebagai berikut:
·
Peta Umum
Peta umum
adalah peta yang menggambarkan kenampakan-kenampakan umum dari permukaan bumi,
baik kenampakan yang bersifat alami maupun buatan manusia.
·
Peta Khusus/
Peta Tematik
Peta yang
menggambarkan kenampakan khusus / tema tertentu.
B. Atlas
·
Pengertian
Atlas
Atlas
merupakan kumpulan dari peta-peta yang disusun dalam bentuk buku (yang dijilid
menjadi satu) atau dalam keadaan lepas, tetapi dikumpulkan menjadi satu.
Dasar
yang dapat digunakan untuk mengklasifikasikan atlas antara lain berdasarkan:
·
Atas dasar
wilayah
ü Atlas dunia(alam semesta, planet, bumi, lautan dan
kontinen)
ü Negara
(Atlas Nasional)
ü Bagian Negara ( Atlas Regional, Atlas Provinsi)
ü Kota (Atlas Kota)
·
Atas tujuan
pembuatannya
ü Atlas untuk referensi umum
ü Atlas untuk pendidikan
ü Atlas untuk wisata
·
Atas dasar
isinya
ü Atlas Topografi
ü Atlas Tematik
·
Kengunaan
Atlas
Dalam menggunakan atlas, ada beberapa hal yang harus
dilakukan yaitu:
o
Memilih jenis
atlas sesuai dengan informasi yang diinginkan.
o
Daftar isi
Pengguna dapat memilih dengan
cepat informasi yang diinginkan.
o
Keterangan
Digunakan untuk mempermudah
membaca peta diperlukan keterangan / legenda. Sehingga pengguna dapat dengan
cepat memahami isi peta.
o
Indeks
Digunakan untuk mempermudah
pengguna mencari letak suatu kenampakan geografis pada atlas.
·
Globe
o
Pengertian Globe
Globe merupakan bola peta yang bentuknya menyerupai
bumi. Kedudukan globe miring sebesar 23 ½° , sama dengan kecondongan bumi
terhadap bidang ekliptika.
·
Kegunaan
Globe
Kegunaan globe antara lain:
o
Perencanaan
untuk perjalanan jauh, baik melalui darat maupun laut.
o
Analisis
mengenai rambatan gelombang gempa bumi dan gelombang samudera, gerakan arus
laut dapat dilakukan secara baik melalui globe.
o
Menggambarkan
letak garis lintang,garis bujur, garis equator, letak kutub, dan letak bujur
dengan jelas dalam bentuk tiga dimensi.
o
Menjelaskan
proses gerhana bulan dan gerhana matahari
o
Menggambarkan
letak, luas daerah, Negara, benua, dan laut secara lebih akurat.
Faktor-faktor yang menyebabkan persebaran penduduk :
Faktor-faktor
yang mempengaruhi penyebaran dan kepadatan penduduk tiap-tiap daerah atau
negara adalah sebagai berikut.
1.
Faktor
Fisiografis
Penduduk selalu memilih tempat tinggal yang baik,
strategis, tanah subur, relief baik, cukup air, dan daerahnya aman.
2.
Faktor Biologi
Tingkat pertumbuhan penduduk di setiap daerah adalah
berbeda-beda karena adanya perbedaan tingkat kematian, tingkat kelahiran, dan
angka perkawinan.
3.
Faktor Kebudayaan dan Teknologi
Daerah yang masyarakatnya maju, pola berpikirnya bagus, dan keadaan
pembangunan fisiknya maju akan tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan daerah
yang terbelakang.
Faktor yang mempengaruhi perubahan sosial
7 Faktor yang Memengaruhi Perubahan Sosial -
Perubahan sosial yang terjadi pada masyarakat bersumber dari dalam masyarakat
itu sendiri dan dapat pula dari luar. Meskipun demikian, perubahan sosial
dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berasal dari luar, tetapi masyarakatlah
yang akan melaksanakan perubahan. Oleh karena itu, perubahan sosial dapat
terjadi karena adanya faktor yang saling memengaruhi, baik dari masyarakat
sendiri maupun dari masyarakat lain. Dengan kata lain, masyarakatlah yang
menerima dan melaksanakan perubahan tersebut.
Masyarakat
secara sadar mengetahui perubahan yang terjadi dalam kehidupannya. Misalnya,
masuknya listrik ke pedesaan memengaruhi perkembangan industri. Kerajinan dan
industri kecil akan bertambah maju karena produksi dapat dilakukan pada malam
hari. Masuknya televisi ke desa mengakibatkan orang di pedesaan dapat dengan
mudah mendapatkan informasi dan hiburan secara visual. Masuknya listrik ke
pedesaan membawa perubahan besar dalam tata kehidupan penduduk, yang meliputi
peningkatan industri kecil dan industri rumah tangga, kepuasan menikmati
hiburan dan informasi mengenai peristiwa terkini dari seluruh penjuru dunia.
Adanya listrik masuk desa secara tidak langsung dapat juga berdampak negatif
dan dapat membawa perubahan-perubahan yang justru dapat merugikan masyarakat
desa itu sendiri. Misalnya, tayangan iklan komersial di televisi yang akan
memengaruhi pola konsumtif dan meningkatkan daya beli penduduk desa.
Beberapa
faktor perubahan yang bersumber dari masyarakat itu sendiri dan dari luar
masyarakat atau dari masyarakat lain, antara lain sebagai berikut:
1.
Perubahan Kependudukan
Jumlah
penduduk yang terus meningkat akan menambah kebutuhan terhadap beberapa
fasilitas yang mendukung kehidupan mereka. Contohnya, fasilitas pendidikan,
kesehatan, atau lapangan kerja. Jika jumlah anak dalam sebuah keluarga cukup
besar, hak atas warisan akan semakin berkurang karena terbagi berdasarkan
jumlah anak. Oleh karena itu, pemilikan tanah di pedesaan akan semakin
berkurang.
Penduduk
yang terus bertambah memerlukan lapanganlapangan kerja baru sedangkan lapangan
kerja utama yang ada di desa hanya berkisar pada bidang pertanian, perkebunan,
dan peternakan. Desa tidak mampu menyediakan lapangan kerja baru dan sumber
daya alam pedesaan yang terbatas membuat desa tidak mampu menampung tenaga
kerja. Dengan demikian, banyak penduduk desa yang mengadu nasib ke kota untuk
bekerja.
2. Penemuan-Penemuan Baru
Penemuan
baru merupakan proses sosial dan kebudayaan yang terjadi dalam jangka waktu
relatif cepat yang sering disebut inovasi atau innovation. Penemuan tersebut
kemudian memiliki daya guna dan manfaat bagi masyarakat sehingga tata kehidupan
masyarakat mengalami perubahan. Di samping inovasi terdapat pula discovery yang
artinya penemuan dari unsur-unsur kebudayaan yang baru, baik berupa alat baru
maupun berupa ide baru atau suatu rangkaian ciptaan-ciptaan dari warga
masyarakat.
Discovery
merupakan pengembangan dari penemuan yang sudah ada kemudian disempurnakan.
Jika hasil penyempurnaan atau pengembangan penemuan tersebut (discovery) diakui
manfaatnya oleh masyarakat, penemuan tersebut dinamakan invention. Ditemukannya
mesin cetak membawa perubahan bagi masyarakat, terutama dalam hal penggandaan
buku-buku ilmu pengetahuan. Hal tersebut menyebabkan masyarakat mengetahui akan
kebenaran-kebenaran ilmiah dan mengetahui hal-hal yang sebelumnya tidak
dikenal.
Penemuan
tersebut dinamakan inovasi. Akan tetapi, alat cetak tersebut sifatnya kaku
karena huruf yang ada pada mesin cetak tidak dapat diubah-ubah, satu lempengan
untuk satu halaman. Dengan demikian, orang berusaha menemukan alat pencetak
yang hurufnya dapat diubah-ubah sesuai dengan kebutuhan agar pencetakan dapat
dengan mudah diperbanyak. Hal tersebut disebut dengan discovery.
Penemuan
yang sudah ada tersebut dapat juga dikombinasikan dengan berbagai alat bantu
agar pencetakan-pencetakan berbagai buku, surat kabar, dan lain-lain lebih
mudah. Alat percetakan ini tidak hanya digunakan oleh penemunya, tetapi juga
dipasarkan ke berbagai tempat atas permintaan masyarakat. Jika masyarakat telah
mengetahui manfaat dari penemuan alat cetak tersebut, proses ini dinamakan
invention.
Jika
orang mengamati perkembangan penemuan baru, tampak ada faktor-faktor pendorong
yang memengaruhi masyarakat atau individu untuk lebih menyempurnakannya. Hal
tersebut bertujuan agar penemuan tersebut menjadi lebih berguna dan bermanfaat
dan diharapkan dapat berpengaruh terhadap bidang-bidang kehidupan yang lain.
3.
Pertentangan (Konflik)
Pertentangan
dalam masyarakat dapat menimbulkan perubahan sosial. Pertentangan dapat terjadi
antara kelompok tua yang konservatif dan kelompok muda yang dinamis.
Pertentangan ini sering terjadi pada masyarakat yang sedang berkembang menuju
masyarakat modern yang lebih kompleks dan masyarakat tradisional.
Pertentangan
juga terjadi antarindividu, antarkelompok, serta antara individu dan kelompok.
Misalnya, seorang yang membawa nilainilai baru mengenai penundaan usia
perkawinan. Gagasan tersebut diutarakan pada masyarakat tradisional yang
menjunjung tinggi pelaksanaan perkawinan di usia muda. Tentu saja gagasan
tersebut ditentang karena tidak sesuai dengan kebiasaan masyarakat. Usaha agar
masyarakat dapat menerima pemikiran tersebut memerlukan waktu yang lama.
Kesadaran akan penundaan perkawinan umumnya pendidikan di masyarakat tinggi,
perkawinan dilakukan setelah mencapai hal-hal tertentu tanpa memandang usia.
4.
Terjadinya Pemberontakan atau Revolusi dalam Masyarakat
Pemberontakan
yang terjadi di masyarakat dapat di ketahui melalui pemberitaan di media massa,
seperti surat kabar, radio, dan televisi akan membawa perubahan-perubahan
politik di negara bersangkutan. Contohnya, pemberontakan yang terjadi di Sri
langka yang dilakukan oleh Suku Tamil atau pemberontakan di India yang
dilakukan di daerah Kashmir. Contoh lainnya adalah pernyataan kemerdekaan
secara sepihak oleh masyarakat Chechnya yang mengakibatkan pemerintah Rusia berusaha
menumpas pemberontakan tersebut.
5.
Perubahan yang Diakibatkan oleh Lingkungan Fisik
Gejala
yang terjadi di lingkungan alam dapat menyebabkan perubahan sosial. Misalnya,
gempa bumi terjadi di berbagai wilayah Indonesia. Gempa bumi tersebut menyebabkan
masyarakat kehilangan banyak harta benda dan keluarga. Keadaan tersebut memaksa
masyarakat membentuk kehidupan kembali melalui lembaga atau organisasi sosial
yang baru karena kehidupan lama telah rusak atau hilang. Perubahan yang terjadi
dalam kehidupan masyarakat seperti perubahan mata pencaharian, perubahan
keluarga, atau perubahan kekayaan.
6.
Peperangan
Peperangan
yang terjadi antara satu negara dan negara lain menyebabkan terjadinya
perubahan karena kehancuran akibat perang. Contohnya, hancurnya harta benda,
kehilangan anggota keluarga, atau bencana kelaparan. Negara yang kalah perang
akan tunduk dengan menerima ideologi dan kebudayaan dari pihak yang memenangkan
peperangan.
7.
Pengaruh Kebudayaan Masyarakat Lain
Pengaruh
kebudayaan dari masyarakat lain terutama kebudayaan Barat, dapat berasal dari
film, televisi, radio, surat kabar, dan media massa lainnya. Kadang-kadang
media tersebut memberikan pengaruh negatif yang tidak sesuai dengan gaya hidup
masyarakat Indonesia.
Akan tetapi, ada pula pengaruh luar yang
positif, contohnya dalam hal pendidikan. Mereka yang menerima beasiswa belajar
di luar negeri membawa pulang teori dan pandangan barat ke tanah air sehingga
ilmu yang mereka dapat digunakan dan disesuaikan dengan budaya Indonesia, meski
tidak menutup mata apabila ada beberapa orang yang lebih memilih untuk tetap
berideologi Barat.
Pengertian Kebudayaan menurut para ahli
1. Nostrand
(1989: 51)
Mendefinisikan budaya sebagai sikap dan kepercayaan, cara berpikir,
berperilaku, dan mengingat bersama oleh anggota komunitas tersebut.
2. Richard brisling (1990: 11)
Kebudayaan sebagai mengacu pada cita-cita bersama secara luas, nilai,
pembentukan dan penggunaan kategori, asumsi tentang kehidupan, dan kegiatan goal-directed
yang menjadi sadar tidak sadar diterima sebagai "benar" dan
"benar" oleh orang-orang yang mengidentifikasi diri mereka sebagai
anggota masyarakat.
3. Croydon
(1973: 4)
Budaya adalah suatu sistem pola terpadu, yang sebagian besar berada di
bawah ambang batas kesadaran, namun semua yang mengatur perilaku manusia
sepasti senar dimanipulasi dari kontrol boneka gerakannya.
4. Larson
dan Smalley (1972: 39)
Kebudayaan sebagai "blue print" yang memandu perilaku orang
dalam suatu komunitas dan diinkubasi dalam kehidupan keluarga. Ini mengatur
perilaku kita dalam kelompok, membuat kita peka terhadap
masalah
status, dan membantu kita mengetahui apa tanggung jawab kita adalah untuk grup.
budaya yang berbeda struktur yang mendasari yang membuat bulat bulat masyarakat
dan komunitas persegi persegi.
5. Ralph
Linton (1945: 30)
Kebudayaan adalah seluruh cara kehidupan Dari
Masyarakat Yang manapun dan regular tidak Hanya mengenai sebagian Dari cara
Hidup Name of ITU yaitu Masyarakat Yang dianggap lebih diinginkan Dibuat Tinggi
atau lebih.
6.
Prof.Dr.Koentjoroningrat (1985: 180)
Kebudayaan
adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam
rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik dari manusia dengan belajar.
7. Ki
Hajar Dewantara
Kebudayaan
berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh
kuat, yakni zaman dan alam yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk
mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran didalam hidup dan penghidupannya
guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib
dan damai.
8.
Arkeolog R. Seokmono
Kebudayaan
adalah seluruh hasil usaha manusia, baik berupa benda ataupun hanya berupa buah
pikiran dan dalam penghidupan.
9.
Effat al-Syarqawi
Yang
mengartikan kebudayaan sebagai khazanah
sejarah suatu bangsa/masyarakat yang tercermin dalam pengakuan/kesaksiannya dan
nilai-nilainya, yaitu kesaksian dan nilai-nilai yang menggariskan bagi
kehidupan suatu tujuan ideal dan makna rohaniah yang dalam, bebas dari
kontradiksi ruang dan waktu
10.
Parsudi Suparlan
Kebudayaan didefinisikan sebagai keseluruhan pengetahuan manusia sebagai
makhluk sosial yang digunakannya untuk memahami dan menginterprestasikan lingkungan
dan pengalamanya, serta menjadi landasan bagi tingkah-lakunya.
7 (Tujuh) unsur dalam kebudayaan
1.
Sistem Bahasa
Bahasa
merupakan sarana bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan sosialnya untuk
berinteraksi atau berhubungan dengan sesamanya. Dalam ilmu antropologi, studi
mengenai bahasa disebut dengan istilah antropologi linguistik. Menurut Keesing,
kemampuan manusia dalam membangun tradisi budaya, menciptakan pemahaman tentang
fenomena sosial yang diungkapkan secara simbolik, dan mewariskannya kepada
generasi penerusnya sangat bergantung pada bahasa. Dengan demikian, bahasa
menduduki porsi yang penting dalam analisa kebudayaan manusia.
Menurut
Koentjaraningrat, unsur bahasa atau sistem perlambangan manusia secara lisan
maupun tertulis untuk berkomunikasi adalah deskripsi tentang ciri-ciri
terpenting dari bahasa yang diucapkan oleh suku bangsa yang bersangkutan
beserta variasivariasi dari bahasa itu. Ciri-ciri menonjol dari bahasa suku
bangsa tersebut dapat diuraikan dengan cara membandingkannya dalam klasifikasi
bahasa-bahasa sedunia pada rumpun, subrumpun, keluarga dan subkeluarga. Menurut
Koentjaraningrat menentukan batas daerah penyebaran suatu bahasa tidak mudah
karena daerah perbatasan tempat tinggal individu merupakan tempat yang sangat
intensif dalam berinteraksi sehingga proses saling memengaruhi perkembangan
bahasa sering terjadi.
2.
Sistem Pengetahuan
Sistem
pengetahuan dalam kultural universal berkaitan dengan sistem peralatan hidup
dan teknologi karena sistem pengetahuan bersifat abstrak dan berwujud di dalam
ide manusia. Sistem pengetahuan sangat luas batasannya karena mencakup
pengetahuan manusia tentang berbagai unsur yang digunakan dalam kehidupannya
Masyarakat
pedesaan yang hidup dari bertani akan memiliki sistem kalender pertanian
tradisional yang disebut system pranatamangsa yang sejak dahulu telah digunakan
oleh nenek moyang untuk menjalankan aktivitas pertaniannya. Menurut Marsono,
pranatamangsa dalam masyarakat Jawa sudah digunakan sejak lebih dari 2000 tahun
yang lalu. Sistem pranatamangsa digunakan untuk menentukan kaitan antara
tingkat curah hujan dengan kemarau. Melalui sistem ini para petani akan
mengetahui kapan saat mulai mengolah tanah, saat menanam, dan saat memanen
hasil pertaniannya karena semua aktivitas pertaniannya didasarkan pada siklus
peristiwa alam. Sedangkan
Masyarakat daerah pesisir pantai yang bekerja sebagai nelayan menggantungkan
hidupnya dari laut sehingga mereka harus mengetahui kondisi laut untuk
menentukan saat yang baik untuk menangkap ikan di laut. Pengetahuan tentang
kondisi laut tersebut diperoleh melalui tanda-tanda atau letak gugusan bintang
di langit
Banyak
suku bangsa yang tidak dapat bertahan hidup apabila mereka tidak mengetahui
dengan teliti pada musim-musim apa berbagai jenis ikan pindah ke hulu sungai.
Selain itu, manusia tidak dapat membuat alat-alat apabila tidak mengetahui
dengan teliti ciriciri bahan mentah yang mereka pakai untuk membuat alat-alat
tersebut. Tiap kebudayaan selalu mempunyai suatu himpunan pengetahuan tentang
alam, tumbuh-tumbuhan, binatang, benda, dan manusia yang ada di sekitarnya.
Menurut Koentjaraningrat, setiap suku bangsa di dunia memiliki pengetahuan
mengenai, antara lain:
·
alam
sekitarnya;
·
tumbuhan yang
tumbuh di sekitar daerah tempat tinggalnya;
·
binatang yang hidup di daerah tempat
tinggalnya
·
zat-zat, bahan mentah, dan benda-benda dalam
lingkungannya;
·
tubuh
manusia;
·
sifat-sifat dan tingkah laku manusia;
·
ruang dan
waktu.
3.
Sistem Kekerabatan dan Organisasi Sosial
Unsur
budaya berupa sistem kekerabatan dan organisasi social merupakan usaha
antropologi untuk memahami bagaimana manusia membentuk masyarakat melalui
berbagai kelompok sosial. Menurut Koentjaraningrat tiap kelompok masyarakat
kehidupannya diatur oleh adat istiadat dan aturan-aturan mengenai berbagai
macam kesatuan di dalam lingkungan di mana dia hidup dan bergaul dari hari ke
hari. Kesatuan sosial yang paling dekat dan dasar adalah kerabatnya, yaitu
keluarga inti yang dekat dan kerabat yang lain. Selanjutnya, manusia akan
digolongkan ke dalam tingkatantingkatan lokalitas geografis untuk membentuk
organisasi social dalam kehidupannya.
Kekerabatan
berkaitan dengan pengertian tentang perkawinan dalam suatu masyarakat karena
perkawinan merupakan inti atau dasar pembentukan suatu komunitas atau organisasi
sosial.
4.
Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi
Manusia
selalu berusaha untuk mempertahankan hidupnya sehingga mereka akan selalu
membuat peralatan atau benda-benda tersebut. Perhatian awal para antropolog
dalam memahami kebudayaan manusia berdasarkan unsur teknologi yang dipakai
suatu masyarakat berupa benda-benda yang dijadikan sebagai peralatan hidup
dengan bentuk dan teknologi yang masih sederhana. Dengan demikian, bahasan
tentang unsur kebudayaan yang termasuk dalam peralatan hidup dan teknologi merupakan
bahasan kebudayaan fisik.
5.
Sistem Ekonomi/Mata Pencaharian Hidup
Mata
pencaharian atau aktivitas ekonomi suatu masyarakat menjadi fokus kajian
penting etnografi. Penelitian etnografi mengenai sistem mata pencaharian
mengkaji bagaimana cara mata pencaharian suatu kelompok masyarakat atau sistem
perekonomian mereka untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Sistem ekonomi pada
masyarakat tradisional, antara lain
·
berburu dan
meramu;
·
beternak;
·
bercocok
tanam di ladang;
·
menangkap
ikan;
·
bercocok
tanam menetap dengan sistem irigasi.
Pada
saat ini hanya sedikit sistem mata pencaharian atau ekonomi suatu masyarakat
yang berbasiskan pada sektor pertanian. Artinya, pengelolaan sumber daya alam
secara langsung untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia dalam sektor pertanian
hanya bisa ditemukan di daerah pedesaan yang relatif belum terpengaruh oleh
arus modernisasi.
Pada
saat ini pekerjaan sebagai karyawan kantor menjadi sumber penghasilan utama
dalam mencari nafkah. Setelah berkembangnya sistem industri mengubah pola hidup
manusia untuk tidak mengandalkan mata pencaharian hidupnya dari subsistensi
hasil produksi pertaniannya. Di dalam masyarakat industri, seseorang
mengandalkan pendidikan dan keterampilannya dalam mencari pekerjaan.
6.
Sistem Religi
Koentjaraningrat
menyatakan bahwa asal mula permasalahan fungsi religi dalam masyarakat adalah
adanya pertanyaan mengapa manusia percaya kepada adanya suatu kekuatan gaib
atau supranatural yang dianggap lebih tinggi daripada manusia dan mengapa
manusia itu melakukan berbagai cara untuk berkomunikasi dan mencari
hubungan-hubungan dengan kekuatan-kekuatan supranatural tersebut.
Dalam
usaha untuk memecahkan pertanyaan mendasar yang menjadi penyebab lahirnya asal
mula religi tersebut, para ilmuwan sosial berasumsi bahwa religi suku-suku
bangsa di luar Eropa adalah sisa dari bentuk-bentuk religi kuno yang dianut
oleh seluruh umat manusia pada zaman dahulu ketika kebudayaan mereka masih
primitif.
7.
Kesenian
Perhatian
ahli antropologi mengenai seni bermula dari penelitian etnografi mengenai
aktivitas kesenian suatu masyarakat tradisional. Deskripsi yang dikumpulkan
dalam penelitian tersebut berisi mengenai benda-benda atau artefak yang memuat
unsur seni, seperti patung, ukiran, dan hiasan. Penulisan etnografi awal tentang
unsur seni pada kebudayaan manusia lebih mengarah pada teknikteknik dan proses
pembuatan benda seni tersebut. Selain itu, deskripsi etnografi awal tersebut
juga meneliti perkembangan seni musik, seni tari, dan seni drama dalam suatu
masyarakat.
Berdasarkan
jenisnya, seni rupa terdiri atas seni patung, seni relief, seni ukir, seni
lukis, dan seni rias. Seni musik terdiri atas seni vokal dan instrumental,
sedangkan seni sastra terdiri atas prosa dan puisi. Selain itu, terdapat seni
gerak dan seni tari, yakni seni yang dapat ditangkap melalui indera pendengaran
maupun penglihatan. Jenis seni tradisional adalah wayang, ketoprak, tari,
ludruk, dan lenong. Sedangkan seni modern adalah film, lagu, dan koreografi.
Perubahan Sosial, Tipe-tipe perubahan sosial dan
hubungan perubahan sosial dengan pembangunan sosial
budaya
Teori dan Pengertian Perubahan Sosial
Perubahan
sosial secara umum dapat diartikan sebagai suatu proses pergeseran atau
berubahnya struktur/tatanan didalam masyarakat, meliputi pola pikir yang lebih
inovatif, sikap, serta kehidupan sosialnya untuk mendapatkan penghidupan yang
lebih bermartabat.Teori dan Pengertian Perubahan Sosial
Pada
dasarnya setiap masyarakat yang ada di muka bumi ini dalam hidupnya dapat
dipastikan akan mengalami apa yang dinamakan dengan perubahan-perubahan. Adanya
perubahan-perubahan tersebut akan dapat diketahui bila kita melakukan suatu
perbandingan dengan menelaah suatu masyarakat pada masa tertentu yang kemudian
kita bandingkan dengan keadaan masyarakat pada waktu yang lampau.
Perubahan-perubahan yang terjadi di dalam masyarakat,pada dasarnya merupakan
suatu proses yang terus menerus, ini berarti bahwa setiap masyarakat pada
kenyataannya akan mengalami perubahan-perubahan.
Tetapi
perubahan yang terjadi antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain
tidak selalu sama. Hal ini dikarenakan adanya suatu masyarakat yang mengalami
perubahan yang lebih cepat bila dibandingkan dengan masyarakat lainnya.
Perubahan tersebut dapat berupa perubahan-perubahan yang tidak menonjol atau
tidak menampakkan adanya suatu perubahan. Juga terdapat adanya
perubahan-perubahan yang memiliki pengaruh luas maupun terbatas. Di samping itu
ada juga perubahan-perubahan yang prosesnya lambat, dan perubahan yang
berlangsung dengan cepat.
Perubahan sosial adalah merupakan
perubahan-perubahan yang terjadi pada lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam
suatu masyarakat yang memengaruhi sistem sosialnya, termasuk nilai, sikap-sikap
sosial, dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat.
Peerubahan
sosial sendiri memiliki beberapa tipe :
·
perubahan
sosial lambat
perubahan sosial lambat adalah perubahan yang masyarakat
masih sulit mengikuti, bisa mengikuti tetapi mungkin lambat.Contohnya adalah
pesawat dimana masyarakat belum menyesuaikan diri dengan pesawat kecuali arena
pejlanan yang jauh.
·
perubahan
sosial cepat
perubahan yang belangsung cepat pada umumnya disebut
revolusi karena perubahan tersebut berlangsung secra cepat dan lansung
menyebar. Cotohnya adalah perubahan Industri di negara Inggris yaitu
perubahan-perubahan yang terjadi dari suatu proses produksi tanpa penggunaan
mesin, hingga proses produksi memakai mesin. Perubahan ini diduga merupakan
perubahan yang cepat, karena merubah pokok kehidupan masyarakat, yaitu adanya
suatu sistem hubungan antara buruh dan majikan.
·
perubahan
sosial kecil
perubahan sosial kecil adalah perubahan yang tak membawa
pengaruh yang begitu besar contohnya adalah mode rambut.
·
perubahan
sosial besar
adalah perubahan yang terjadi dengan membawa perubahan yang
besar terhadap masyarakat. Contohnya adalah perubahan masyarakat yang dulunya
memakai kompok minyak sekarang beralih pada gas elpiji dan ompor gas.
·
perubahan
sosial direncanakan
adalah perubahan sosial yang terjadi akibat adanya suatu
rencana. Contohnya adalah sistem imunisasi. Itu merupakan perubahan sosial yang
direncanakan karena dulunya tak ada imunisasi dan sekrang ada itu merupakan
suatu yang terencana dahulu.
·
perubahaan
sosial tak direncanakan
adalah perubahan sosial yang terjadi tanpa adanya rencana.
Contohnya perubahan sosial karena adanya bencana alam. Miosalnya peruvbahan
yang terjadi akibat adanya bencana lumpur lapindo, secra tak terencana
mengakibatkan adanya perubahan sosial terhadap masyarakat yang tinggal di
sekitar lumpur lapindo.
·
perubahan
sosial progrees
adalah perubahan sosial yang mengaibatkan suatu kemajuan
dabn perbaikan. Contohnya yaitu masuknya jaringan listrik pda suatu desa yang
dulunya tak ada jaringan listik.
·
perubahan
sosial regres adalah perubahan yang memberikan dampak yang negative. Contohnya
adalah ketika traktor masuk kedesa benar mempercepat pembajakan tapi
menghilangkan sisitem gotong royong dalam masyarakat.
·
Hubungan
perubahan sosial dengan pembangunan sosial budaya, yaitu bahwa perubahan sosial
selalu diawali oleh perubahan kebudayaan. Tetapi tidak semua perubahan unsur
kebudayaan diikuti oleh perubahan sosial, hanya perubahan-perubahan unsur
kebudayaan yang fundamental saja yang diikuti oleh perubahan sosial. Misalnya
perubahan undang-undang dasar. Perubahan unsur-unsur seni tidak akan diikuti
oleh perubahan sosial, karena tidak bersifat fundamental.
Tradisi dan adat di anggap penghambat perubahan sosial
Biasanya
pola perilaku yang sudah menjadi adat bagi suatu masyarakat akan selalu
dipatuhi dan dijalankan dengan baik. Dan apabila pola perilaku yang sudah
menjadi adat tersebut sudah tidak dapat lagi digunakan, maka akan sulit untuk
merubahnya, karena masyarakat tersebut akan mempertahankan alat, yang
dianggapnya telah membawa sesuatu yang baik bagi pendahulu-pendahulunya.
Faktor-faktor
yang menghalangi terjadinya proses perubahan tersebut, secara umum memang akan
merugikan masyarakat itu sendiri. Karena setiap anggota dari suatu masyarakat
umumnya memiliki keinginan untuk mendapatkan sesuatu yang lebih daripada yang
sudah didapatnya. Hal tersebut tidak akan diperolehnya jika masyarakat tersebut
tidak mendapatkan adanya perubahan-perubahan dan hal-hal yang baru.
Faktor
penghambat dari proses perubahan social ini, oleh Margono Slamet dikatakannya
sebagai kekuatan pengganggu atau kekuatan bertahan yang ada di dalam
masyarakat. kekuatan bertahan adalah kekuatan yang bersumber dari bagian-bagian
masyarakat yang:
·
Menentang
segala macam bentuk perubahan. Biasanya golongan yang paling rendah dalam
masyarakat selalu menolak perubahan, karena mereka memerlukan kepastian untuk
hari esok. Mereka tidak yakin bahwa
perubahan akan membawa perubahan untuk hari esok.
·
Menentang
tipe perubahan tertentu saja, misalnya ada golongan yang menentang pelaksanaan
keluarga berencanasaja, akan tetapi tidak menentang pembangunan-pembangunan
lainnya.
·
Sudah puas
dengan keadaan yang ada.
·
Beranggapan
bahwa sumber perubahan tersebut tidak tepat. Golongan ini pada dasarnya tidak
menentang perubahan itu sendiri, akan tetapi tidak menerima perubahan tersebut
oleh karena orang yang menimbulkan gagasan perubahan tidak dapat mereka terima.
Hal ini dapat dihindari dengan jalan menggunakan pihak ketiga sebagai penyampai
gagasan tersebut kepada masyarakat.
·
Kekurangan
atau tidak tersedianya sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan perubahan
diinginkan.
Hambatan tersebut selain dari kekuatan yang
bertahan, juga terdapat kekuatan pengganggu.
Kekuatan pengganggu ini bersumber dari:
·
Kekuatan-kekuatan
di dalam masyarakat yang bersaing untuk memperoleh dukungan seluruh masyarakat
dalam proses pembangunan. Hal ini dapat menimbulkan perpecahan, yang dapat
mengganggu pelaksanaan pembangunan.
·
Kesulitan
atau kekomplekkan perubahan yang berakibat lambatnya penerimaan masyarakat
terhadap perubahan yang akan dilakukan. Perbaikan gizi, keluarga berencana,
konservasi hutan dan lain-lain, adalah beberapa contoh dari bagian itu.
·
Kekurangan
sumber daya yang diperlukan dalam bentuk kekurangan pengetahuan, tenaga ahli,
keterampilan, pengertian, biaya dan sarana serta yang lainnya.
Peta
Provinsi Jawa Timur
Keadaan Umum Daerah Jawa
Timur
Jawa Timur sebagai bagian
dari Negara Republik Indonesia memiliki pemerintahan yang didasarkan pada
Undang - undang No .5 tahun 1974 tentang pokok - pokok pemerintahan di
Daerah.Berdasarkan Undang - undang tersebut daerah ini memiliki otonomi.
Artinya bahwa Jawa Timur merupakan satu kesatuan masyarakat hukum yang memiliki
batas wilayah yang berhak dan berwenang serta berkewajiban mengatur dan
mengurus rumah tangganya sendiri dalam ikatan Negara Kesatuan Indonesia sesuai
Undang - undang yang berlaku .
Sehubungan dengan hal
tersebut sebelum masuk pada uraian rinci, Jawa Timur secara umum dapat
diuraikan sebagai berikut :
Luas Wilayah Daerah Tingkat
I Jawa Timur adalah 157.922 Km2 yang terdiri atas :
1. Wilayah
a. Luas Daerah: 47.042,17 Km2
Terdiri dari :
- Persawahan : 12.483,66 Km2
- Pertanian Tanah Kering : 11.619,32 Km2
- Kebun Campur : 613,36 Km2
- Perkebunan : 1.518,39 Km2
- Hutan : 12.251,24 Km2
- Padang Rumput/Tanah kosong : 236,82 Km2
- Rawa/Danau/Waduk : 88,75 Km2
- Tambak/Kolam : 705,82 Km2
- Tanah Tandus/Rusak/Alang-alang : 1.323,53 Km2
- Lain-lain : 798,14 Km2
a. Luas Daerah: 47.042,17 Km2
Terdiri dari :
- Persawahan : 12.483,66 Km2
- Pertanian Tanah Kering : 11.619,32 Km2
- Kebun Campur : 613,36 Km2
- Perkebunan : 1.518,39 Km2
- Hutan : 12.251,24 Km2
- Padang Rumput/Tanah kosong : 236,82 Km2
- Rawa/Danau/Waduk : 88,75 Km2
- Tambak/Kolam : 705,82 Km2
- Tanah Tandus/Rusak/Alang-alang : 1.323,53 Km2
- Lain-lain : 798,14 Km2
b. Luas Lautan : 110.000,00
Km2
c. Jumlah Pulau dan Pulau
kecil : 74 Pulau
2. Propinsi Dati 1 Jawa
Timur terletak pada 110°54BT Sampai 115°57BT 5° 371 LS sampai 8°48LS
Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Jawa, Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Bali dan Selat Bali, Sebelah Barat berbatasan dengan propinsi Jawa Tengah dan sebelah selatan berbatasan dengan Samudra Hindia .
Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Jawa, Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Bali dan Selat Bali, Sebelah Barat berbatasan dengan propinsi Jawa Tengah dan sebelah selatan berbatasan dengan Samudra Hindia .
Berdasarkan karakteristik
fisik secara umum, Jawa Timur terbagi atas 4 (empat) Karakteristik wilayah
yaitu :
a. Wilayah I mencakup dataran tinggi bagian tengah merupakan wilayah subur dan berkembang
b. Wilayah II mencakup dataran rendah bagian utara merupakan wilayah dengan kesuburan sedang dan tingkat perkembangan sedang.
c. Wilayah III mencakup wilayah Pegunungan kapur Selatan merupakan wilayah tandus , tidak subur dan belum begitu berkembang
d. Wilayah IV merupakan wilayah kepulauan, masih merupakan wilayah yang kemudahan hubungannya kurang dan belum berkembang .
a. Wilayah I mencakup dataran tinggi bagian tengah merupakan wilayah subur dan berkembang
b. Wilayah II mencakup dataran rendah bagian utara merupakan wilayah dengan kesuburan sedang dan tingkat perkembangan sedang.
c. Wilayah III mencakup wilayah Pegunungan kapur Selatan merupakan wilayah tandus , tidak subur dan belum begitu berkembang
d. Wilayah IV merupakan wilayah kepulauan, masih merupakan wilayah yang kemudahan hubungannya kurang dan belum berkembang .
FISIK GEOGRAFIS
1. Topografi
Berdasarkan karakteristik tinggi tempat diatas permukaan laut ( dpl ) , Jawa Timur terbagi atas 3 kelompok wilayah yaitu :
Berdasarkan karakteristik tinggi tempat diatas permukaan laut ( dpl ) , Jawa Timur terbagi atas 3 kelompok wilayah yaitu :
a. 0 - 500 m , (dpl ) meliputi 83
% dari luas wilayah darat Jawa Timur dan morfologinya relatif datar.
b. 500 - 1. 000 m. ( dpl ) meliputi sekitar 11% dari luas wilayah darat Jawa Timur dengan morfologi berbukit dan bergunung - gunung .
c. 1.000 m. (dpl), meliputi sekitar 6 % dari luas wilayah darat Jawa Timur dengan morpologi terjal.
b. 500 - 1. 000 m. ( dpl ) meliputi sekitar 11% dari luas wilayah darat Jawa Timur dengan morfologi berbukit dan bergunung - gunung .
c. 1.000 m. (dpl), meliputi sekitar 6 % dari luas wilayah darat Jawa Timur dengan morpologi terjal.
2. Geologi
Struktur Geologi Jawa Timur di dominasi oleh Alluvium dan bentukan hasil gunung api kwarter muda, keduanya meliputi 44,5 % dari luas wilayah darat , sedangkan bantuan yang relatif juga agak luas persebarannya adalah miosen sekitar 12,33 % dan hasil gunung api kwarter tua sekitar 9,78 % dari luas total wilayah daratan. Sementara itu batuan lain hanya mempunyai proporsi antara 0 - 7% saja.
Batuan sedimen Alluvium tersebar disepanjang sungai Brantas dan Bengawan Solo yang merupakan daerah subur. Batuan hasil gunung api kwater muda tersebar dibagian tengah wilayah Jawa Timur membujur kearah timur yang merupakan daerah relatif subur.
Batuan Miosen tersebar disebelah selatan dan utara Jawa Timur membujur kearah Timur yang merupakan daerah kurang subur Bagi kepulauan Madura batuan ini sangat dominan dan utamanya merupakan batuan gamping.
Struktur Geologi Jawa Timur di dominasi oleh Alluvium dan bentukan hasil gunung api kwarter muda, keduanya meliputi 44,5 % dari luas wilayah darat , sedangkan bantuan yang relatif juga agak luas persebarannya adalah miosen sekitar 12,33 % dan hasil gunung api kwarter tua sekitar 9,78 % dari luas total wilayah daratan. Sementara itu batuan lain hanya mempunyai proporsi antara 0 - 7% saja.
Batuan sedimen Alluvium tersebar disepanjang sungai Brantas dan Bengawan Solo yang merupakan daerah subur. Batuan hasil gunung api kwater muda tersebar dibagian tengah wilayah Jawa Timur membujur kearah timur yang merupakan daerah relatif subur.
Batuan Miosen tersebar disebelah selatan dan utara Jawa Timur membujur kearah Timur yang merupakan daerah kurang subur Bagi kepulauan Madura batuan ini sangat dominan dan utamanya merupakan batuan gamping.
Dari beragamnya jenis batuan yang
ada, memberikan banyak kemungkinan mengenai ketersediaan bahan tambang di Jawa
Timur.
Atas dasar struktur, sifat dan persebaran jenis tanah diidentifikasi karakteristik wilayah Jawa Timur menurut kesuburan tanah:
a. Jawa Timur bagian Tengah Merupakan daerah subur , mulai dari daerah kabupaten Banyuwangi. Wilayah ini dilalui sungai - sungaiMadiun, Brantas, Konto, Sampean.
b. Jawa Timur bagian Utara
Merupakan daerah Relatif tandus dan merupakan daerah yang persebarannya mengikuti alur pegunungan kapur utara mulai dari daerah Bojonegoro, Tuban kearah Timur sampai dengan pulau Madura.
Atas dasar struktur, sifat dan persebaran jenis tanah diidentifikasi karakteristik wilayah Jawa Timur menurut kesuburan tanah:
a. Jawa Timur bagian Tengah Merupakan daerah subur , mulai dari daerah kabupaten Banyuwangi. Wilayah ini dilalui sungai - sungaiMadiun, Brantas, Konto, Sampean.
b. Jawa Timur bagian Utara
Merupakan daerah Relatif tandus dan merupakan daerah yang persebarannya mengikuti alur pegunungan kapur utara mulai dari daerah Bojonegoro, Tuban kearah Timur sampai dengan pulau Madura.
3. Kemampuan Tanah.
Kemampuan tanah yang dimaksud adalah kemampuan dalam rangka dukungannya untuk suatu penggunaan tertentu , yang didasarkan atas faktor drainase, kelerengan, kedalaman tanah, tutupan batuan serta erosi .
Kriteria penilaian faktor - faktor kemampuan tanah tersebut adalah :
Kemampuan tanah yang dimaksud adalah kemampuan dalam rangka dukungannya untuk suatu penggunaan tertentu , yang didasarkan atas faktor drainase, kelerengan, kedalaman tanah, tutupan batuan serta erosi .
Kriteria penilaian faktor - faktor kemampuan tanah tersebut adalah :
a. Keterangan
- Lereng 0 - 15 % kemungkinan penggunaan kegiatan pertanian dan permukiman, mencakup sekitar 64% luas daratan Jawa Timur.
- Lereng 16 - 40 % kemungkinan penggunaan untuk kegiatan pertanian tanaman tahunan keras.
- Mencakup 18 % luas wilayah daratan Jawa Timur.
- Diatas 40% merupakan wilayah yang sebaiknya dihutankan sebagai wilayah penyangga, air dan penyangga keseimbangan ekosistem.
- Lereng 0 - 15 % kemungkinan penggunaan kegiatan pertanian dan permukiman, mencakup sekitar 64% luas daratan Jawa Timur.
- Lereng 16 - 40 % kemungkinan penggunaan untuk kegiatan pertanian tanaman tahunan keras.
- Mencakup 18 % luas wilayah daratan Jawa Timur.
- Diatas 40% merupakan wilayah yang sebaiknya dihutankan sebagai wilayah penyangga, air dan penyangga keseimbangan ekosistem.
b. Drainase
- Wilayah dengan drainase baik , meliputi 95% luas total wilayah darat Jawa Timur.
- Wilayah dengan drainase kurang baik ( kadang - kadang tergenang ) meliputi 22,5% dari luas total wilayah daratan Jawa Timur.
- Wilayah dengan drainase tidak baik, meliputi sekitar 1,48% luas total wilayah darat an Jawa Timur.
- Wilayah dengan drainase baik , meliputi 95% luas total wilayah darat Jawa Timur.
- Wilayah dengan drainase kurang baik ( kadang - kadang tergenang ) meliputi 22,5% dari luas total wilayah daratan Jawa Timur.
- Wilayah dengan drainase tidak baik, meliputi sekitar 1,48% luas total wilayah darat an Jawa Timur.
c. Tutupan Batuan
- Berbatu meliputi 5,33% dari luas total wilayah daratan Jawa Timur.
- Tidak berbatu meliputi 94,67% dari luas total wilayah darat Jawa Timur.
- Berbatu meliputi 5,33% dari luas total wilayah daratan Jawa Timur.
- Tidak berbatu meliputi 94,67% dari luas total wilayah darat Jawa Timur.
d. Erosi
- Erosi ringan ( kikisan tanah antara 0 -10%)meliputi 23,12 % dari total wilayah dari Jawa Timur.
- Erosi berat ( kikisan tanah mulai 50 - 75 %) meliputi 0,37%dari luas total wilayah darat Jawa Timur.
- Tidak ada erosi meliputi 76,51%dari luas total wilayah darat Jawa Timur.
- Erosi ringan ( kikisan tanah antara 0 -10%)meliputi 23,12 % dari total wilayah dari Jawa Timur.
- Erosi berat ( kikisan tanah mulai 50 - 75 %) meliputi 0,37%dari luas total wilayah darat Jawa Timur.
- Tidak ada erosi meliputi 76,51%dari luas total wilayah darat Jawa Timur.
KEPENDUDUKAN DAN SOSIAL
a. Jumlah Pertumbuhan dan
Kepadatan Penduduk .
Jumlah penduduk propinsi Jawa Timur pada tahun 1989 adalah 29,188.852 jiwa, sedangkan pada tahun 1990 menurut sensus penduduk meningkat menjadi 32.48 juta jiwa . Menurut catatan SUSENAS 1994 dan data BPS.jumlah penduduk Jawa Timur tahun 1994 sebesar 33.423.234 jiwa dengan tingkat kepadatan rata - rata 689 jiwa / km2
Jumlah penduduk propinsi Jawa Timur pada tahun 1989 adalah 29,188.852 jiwa, sedangkan pada tahun 1990 menurut sensus penduduk meningkat menjadi 32.48 juta jiwa . Menurut catatan SUSENAS 1994 dan data BPS.jumlah penduduk Jawa Timur tahun 1994 sebesar 33.423.234 jiwa dengan tingkat kepadatan rata - rata 689 jiwa / km2
b. Ketenagakerjaan.
Dilihat dari jumlah penduduk yang cukup besar, berarti Jawa Timur potensial akan tersedianya tenaga kerja dan hal ini akan mendukung program - program pembangunan yang ada .
Dilihat dari jumlah penduduk yang cukup besar, berarti Jawa Timur potensial akan tersedianya tenaga kerja dan hal ini akan mendukung program - program pembangunan yang ada .
PEREKONOMIAN DAN SEKTOR
LAPANGAN USAHA
Keadaan Perekonomian Secara
Umum
Secara
nasional Jawa Timur adalah merupakan pemasok pangan yang terbatas sehingga
kegiatan pertanian merupakan lapangan usaha yang sangat menentukan dalam
struktur perekonomian Jawa Timur. Sektor lapangan usaha lainnya yang juga
potensial adalah perdagangan, hotel, restoran , serta sektor industri
pengolahan. Struktur kontribusi lapangan usaha yang demikian ini menunjukkan
bahwa perekonomian Jawa Timur sudah menampakkan perkembangan kearah kemantapan,
yaitu perkembangan industri dan jasa yang di dukung oleh pertanian yang
tangguh. Kemampuan perekonomian Jawa Timur yang seperti diuraikan diatas pada
hakekatnya memberikan implikasi adanya potensi perkembangan dan pengembangan
yang dapat dipacu lebih pesat pada masa - masa mendatang .
Daftar
pustaka
-
(Sumber : http://tugasekol.blogspot.com/2014/09/7-faktor-yang-mempengaruhi-perubahan-sosial.html?m=1)
-
(Sumber : https://agsasman3yk.wordpress.com/2009/08/04/perubahan-sosial-modernisasi-dan-pembangunan/)
-
(Sumber : http://prasetyowidi.wordpress.com/2010/01/03/faktor-pendukung-dan-penghambat-perubahan-sosial/)
-
https://bpnjatim.wordpress.com/peta-jawatimur/
-
Goodluck
BalasHapusMy blog