Laporan Diskusi:
1. (Shela )
Apa
yang dimaksud dengan lingkaran wina?
Jawab : Lingkaran Wina (bahasa Inggris: Vienna Circle) adalah suatu gerakan dalam
bidang filsafat yang bertujuan mencapai suatu filsafat yang ilmiah dan
menghapus proposisi-proposisi yang tidak dapat dibuktikan menurut
prinsip-prinsip ilmiah. Karena itulah, mereka menolak pernyataan-pernyataan
spekulatif dan hanya menerima pengetahuan yang berdasar pada pengamatan yang obyektif.
2. Kemukakan pokok-pokok pikiran
kelompok wina?
Jawab: Pokok-pokok pikirannya diantaranya:
1. Sumber pengetahuan adalah pengalaman
tentang data-data indrawi
2. Dalil-dalil matematika yang tidak
dihasilkan melalui pengalaman diakui keberadaannya dan digunakan untuk mengolah
data pengalaman indrawi
3. Pernyataan-pernyataan yang dinyatakan bermakna jika terbuka untuk
diverivikasi (dibuktikan secara empiris), pernyataan-pernyataan yang tidak
dapat diverivikasi seperti etika, estetika, dan metafisika dinyatakan sebagai
pernyataan yang tidak bermakna
4. Menolak pembedaan ilmu-ilmu alam dan
ilmu-ilmu sosial
5. Berupaya mempersatukan semua ilmu di
dalam suatu Bahasa ilmiah yang bersifat universal
3. Sebenarnya, apa yang dimaksud dengan
aliran positivisme?
Jawab : Aliran filsafat yang beranggapan bahwa
pengetahuan itu semata-mata berdasarkan pengalaman dan ilmu yang pasti. Sesuatu
yang maya dan tidak jelas dikesampingkan, sehingga aliran ini menolak sesuatu
seperti metafisik dan ilmu gaib dan tidak mengenal adanya spekulasi. Pada
dasarnya positivisme adalah sebuah filsafat yang meyakini bahwa satu-satunya
pengetahuan yang benar adalah yang didasarkan pada pengalaman aktualfisikal.
4. Apakah sama istilah positifistik
dengan positivisme ?
Jawab: Ya sama hanya perbedaan istilah saja, sebenarnya
kedua-duanya artinya sama.
5. Siapa pencetus aliran positivistik
dan pertama muncul aliran tersebut dimana?
Jawab ? Pendiri
sekaligus tokoh terpenting aliran positivisme adalah Auguste Comte (1798-1857).
Auguste Comte adalah figur yang paling representatif untuk positivisme sehingga
dia dijuluki Bapak Positivisme.
6. Bagaimanakah
padangan Auguste Comte tentang positivisme?
Jawab
: Auguste Comte berpandangan bahwa Positivisme merupakan puncak dalam
perkembangan pemikiran manusa. Jadi, dikatakan manusia berada di titik puncak
apabila telah menguasai atau berada pada kriteria positivisme ini.
7. Apa hubungan aliran positifistik
dengan pendidikan?
Jawab : Jadi, pendidikan diarahkan
salah satunya dapat mengacu pada aliran ini yaitu aliran positifistik.
Pandangan
dan penemuan ilmiah manusia mengenai alam jagat raya ini telah mendorong
lahirnya filsafat pendidikan berbasis positivisme. Pendidikan diarahkan pada
suatu tujuan yang realistik. Pengembangan kurikulum ditekankan pada suatu
proses penciptaan anak didik yang rasional dan empiris. Masyarakat harus
menyadari sepenuhnya bahwa kehidupan tidak bergantung pada mitos dan berbagai
legenda karena semua itu akan membuat masyarakat bodoh. Kehidupan bergantung
pada kebutuhan yang nyata, pasti, dan rasional. Oleh karena itu masyarakat
harus melihat pengetahuan dengan memperdalam pendidikan yang empiris dan
realistik. Pendidikan harus berbasis pada penelitian dan kebenaran yang pasti
dan indrawi.
8. Bagaimana
cara memperoleh pengetahuan dalam kajian filsafat ?
Jawab: Dalam kajian filsafat, para
filosof memunculkan beberapa aliran-aliran, sedikitnya lima aliran yaitu:
Empirisme, Rasionalisme, Intusionisme, Skeptisme, serta Trensendentalisme. Dari
beberapa aliran tersebut, seseorang bisa memilih salah satu atau lebih aliran
sebagai acuan dalam memepelajari filsafat suatu ilmu.
9. Bagaimana
realisasi penerapan positifistik dalam pendidikan?
Jawab: Melalui filsafat positivisme,
pendidikan diarahkan kepada hal baik dalam segi intelektual dan berbagai bidang
kehidupan untuk menciptakan anak didik yang sempurna baik lahir maupun
batinnya. Peserta didik diasah dalam kemampuannya melihat, menemukan
fakta-fakta, menganalisis sesuatu, serta mentransfer ilmu kepada lingkungannya.
sehingga diharapkan dapat terbentuknya anak bangsa yang kreatif, berkarakter,
serta mampu berkontribusi dalam pembangunan bangsa agar lebih baik dan mampu
bersaing dengan negara asing.
10.Bagaimana
kaitannya positifistik dengan pendidikan di Indonesia?
Jawab : Kajian ilmu pendidikan memiliki
memiliki ciri khas yang sendiri yang berbeda dengan ilmu-ilmu sosial yang
dikembangkan dahulu seiring dengan kelahiran filsafat positivisme. Tetapi yang
saat ini menjadi salah kaprah postivisme dalam pendidikan beberapa contoh
adalah penentuan kelulusan siswa SMP dan SMA yang berdasarkan hasil nilai Ujian
Akhir Nasional. Salah kaprah berikutnya adalah adalah beberapa sekolah dan
orang tua yang melihat laporan perkembangan peserta didik berdasarkan data
nilai yang diperoleh siswa selama mengikuti kegiatan belajar di sekolah.
11.Apakah
aliran positifistik ada penentangnya ?
Jawab: Munculnya gugatan terhadap
positivisme di mulai tahun 1970-1980an. Pemikirannya dinamai
“post-positivisme”. Tokohnya; Karl R. Popper, Thomas Kuhn, para filsuf mazhab
Frankfurt (Feyerabend, Richard Rotry). Paham ini menentang positivisme,
alasannya tidak mungkin menyamaratakan ilmu-ilmu tentang manusia dengan ilmu
alam, karena tindakan manusia tidak bisa di prediksi dengan satu penjelasan
yang mutlak pasti, sebab manusia selalu berubah.
12.Apa
peran post-positivise?
Jawab: Post positivisme merupakan
aliran yang ingin memperbaiki kelemahan-kelemahan positivisme yang hanya
mengandalkan kemampuan pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti.
13.Bagaimana
asumsi post-positivisme ?
Jawab : Asumsi
Dasar Post-Positivsme yaitu:
1. Fakta tidak bebas nilai, melainkan bermuatan teori.
2. Fakta tidak bebas melainkan penuh dengan nilai.
3. Interaksi antara subjek dan objek penelitian. Hasil penelitian bukanlah reportase objektif melainkan hasil interaksi manusia dan semesta yang penuh dengan persoalan dan senantiasa berubah.
5. Hal itu berarti bahwa realitas (perilaku manusia) tidak tunggal melainkan hanya bisa menjelaskan dirinya sendiri menurut unit tindakan yang bersangkutan.
7. Fokus kajian post-positivis adalah tindakan-tindakan (actions) manusia sebagai ekspresi dari sebuah keputusan.
14.Bagaimana
kaitan post-positivisme dalam pendidikan?
Jawab: Dalam pendidikan Indonesia
Pospositivisme adalah suatu pergerakan ide yang menggantikan ide-ide
positivime. Post positivisme memiliki cita-cita, ingin meningkatkan kondisi
ekonomi dan sosial, kesadaran akan peristiwa sejarah dan perkembangan dalam
bidang pendidikan.
15.Bagaimana
kaitannya aliran post-positivisme dengan pendidikan di Indonesia?
Filsafat
Post-positivisme mengarahkan agar pendidikan tidak hanya dari kejadian atau
hal-hal yang dapat dibuktikan secara empiris atau dapat dilihat melainkan
menggabungkan antara yang dilihat dan dirasakan. Contoh: pendidikan berkarakter
itu akan berjalan dengan baik dan memberikan dampak yang positip, dilihat bukan
hanya dari materi dalam pembelajaran melainkan ada juga dari perilaku dari
guru, keluarga, dan lingkungan serta emosi anak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar