Minggu, 03 Januari 2016

Laporan Diskusi Filsafat



Laporan Diskusi:

1.    (Shela )
Apa yang dimaksud dengan lingkaran wina?
Jawab : Lingkaran Wina (bahasa Inggris: Vienna Circle) adalah suatu gerakan dalam bidang filsafat yang bertujuan mencapai suatu filsafat yang ilmiah dan menghapus proposisi-proposisi yang tidak dapat dibuktikan menurut prinsip-prinsip ilmiah. Karena itulah, mereka menolak pernyataan-pernyataan spekulatif dan hanya menerima pengetahuan yang berdasar pada pengamatan yang obyektif.
2.    Kemukakan pokok-pokok pikiran kelompok wina?
Jawab: Pokok-pokok pikirannya diantaranya:
1.      Sumber pengetahuan adalah pengalaman tentang data-data indrawi
2.      Dalil-dalil matematika yang tidak dihasilkan melalui pengalaman diakui keberadaannya dan digunakan untuk mengolah data pengalaman indrawi
3.      Pernyataan-pernyataan  yang dinyatakan bermakna jika terbuka untuk diverivikasi (dibuktikan secara empiris), pernyataan-pernyataan yang tidak dapat diverivikasi seperti etika, estetika, dan metafisika dinyatakan sebagai pernyataan yang tidak bermakna
4.      Menolak pembedaan ilmu-ilmu alam dan ilmu-ilmu sosial
5.      Berupaya mempersatukan semua ilmu di dalam suatu Bahasa ilmiah yang bersifat universal

3.    Sebenarnya, apa yang dimaksud dengan aliran positivisme?
     Jawab :  Aliran filsafat yang beranggapan bahwa pengetahuan itu semata-mata berdasarkan pengalaman dan ilmu yang pasti. Sesuatu yang maya dan tidak jelas dikesampingkan, sehingga aliran ini menolak sesuatu seperti metafisik dan ilmu gaib dan tidak mengenal adanya spekulasi. Pada dasarnya positivisme adalah sebuah filsafat yang meyakini bahwa satu-satunya pengetahuan yang benar adalah yang didasarkan pada pengalaman aktualfisikal.


4.      Apakah sama istilah positifistik dengan positivisme ?
Jawab: Ya sama hanya perbedaan istilah saja, sebenarnya kedua-duanya artinya sama.

5.      Siapa pencetus aliran positivistik dan pertama muncul aliran tersebut dimana?
Jawab ?  Pendiri sekaligus tokoh terpenting aliran positivisme adalah Auguste Comte (1798-1857). Auguste Comte adalah figur yang paling representatif untuk positivisme sehingga dia dijuluki Bapak Positivisme.

6.      Bagaimanakah padangan Auguste Comte tentang positivisme?
Jawab : Auguste Comte berpandangan bahwa Positivisme merupakan puncak dalam perkembangan pemikiran manusa. Jadi, dikatakan manusia berada di titik puncak apabila telah menguasai atau berada pada kriteria positivisme ini.

7.      Apa hubungan aliran positifistik dengan pendidikan?
Jawab : Jadi, pendidikan diarahkan salah satunya dapat mengacu pada aliran ini yaitu aliran positifistik.   Pandangan dan penemuan ilmiah manusia mengenai alam jagat raya ini telah mendorong lahirnya filsafat pendidikan berbasis positivisme. Pendidikan diarahkan pada suatu tujuan yang realistik. Pengembangan kurikulum ditekankan pada suatu proses penciptaan anak didik yang rasional dan empiris. Masyarakat harus menyadari sepenuhnya bahwa kehidupan tidak bergantung pada mitos dan berbagai legenda karena semua itu akan membuat masyarakat bodoh. Kehidupan bergantung pada kebutuhan yang nyata, pasti, dan rasional. Oleh karena itu masyarakat harus melihat pengetahuan dengan memperdalam pendidikan yang empiris dan realistik. Pendidikan harus berbasis pada penelitian dan kebenaran yang pasti dan indrawi.

8.    Bagaimana cara memperoleh pengetahuan dalam kajian filsafat ?
Jawab: Dalam kajian filsafat, para filosof memunculkan beberapa aliran-aliran, sedikitnya lima aliran yaitu: Empirisme, Rasionalisme, Intusionisme, Skeptisme, serta Trensendentalisme. Dari beberapa aliran tersebut, seseorang bisa memilih salah satu atau lebih aliran sebagai acuan dalam memepelajari filsafat suatu ilmu.

9.    Bagaimana realisasi penerapan positifistik dalam pendidikan?
Jawab: Melalui filsafat positivisme, pendidikan diarahkan kepada hal baik dalam segi intelektual dan berbagai bidang kehidupan untuk menciptakan anak didik yang sempurna baik lahir maupun batinnya. Peserta didik diasah dalam kemampuannya melihat, menemukan fakta-fakta, menganalisis sesuatu, serta mentransfer ilmu kepada lingkungannya. sehingga diharapkan dapat terbentuknya anak bangsa yang kreatif, berkarakter, serta mampu berkontribusi dalam pembangunan bangsa agar lebih baik dan mampu bersaing dengan negara asing.

10.Bagaimana kaitannya positifistik dengan pendidikan di Indonesia?
Jawab : Kajian ilmu pendidikan memiliki memiliki ciri khas yang sendiri yang berbeda dengan ilmu-ilmu sosial yang dikembangkan dahulu seiring dengan kelahiran filsafat positivisme. Tetapi yang saat ini menjadi salah kaprah postivisme dalam pendidikan beberapa contoh adalah penentuan kelulusan siswa SMP dan SMA yang berdasarkan hasil nilai Ujian Akhir Nasional. Salah kaprah berikutnya adalah adalah beberapa sekolah dan orang tua yang melihat laporan perkembangan peserta didik berdasarkan data nilai yang diperoleh siswa selama mengikuti kegiatan belajar di sekolah.

11.Apakah aliran positifistik ada penentangnya ?
Jawab: Munculnya gugatan terhadap positivisme  di mulai tahun 1970-1980an. Pemikirannya dinamai “post-positivisme”. Tokohnya; Karl R. Popper, Thomas Kuhn, para filsuf mazhab Frankfurt (Feyerabend, Richard Rotry). Paham ini menentang positivisme, alasannya tidak mungkin menyamaratakan ilmu-ilmu tentang manusia dengan ilmu alam, karena tindakan manusia tidak bisa di prediksi dengan satu penjelasan yang mutlak pasti, sebab manusia selalu berubah.



12.Apa peran post-positivise?
Jawab: Post positivisme merupakan aliran yang ingin memperbaiki kelemahan-kelemahan positivisme yang hanya mengandalkan kemampuan pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti.

13.Bagaimana asumsi post-positivisme ?
Jawab : Asumsi Dasar Post-Positivsme yaitu:

1.    Fakta tidak bebas nilai, melainkan bermuatan teori.
2.    Fakta tidak bebas melainkan penuh dengan nilai.
3.    Interaksi antara subjek dan objek penelitian. Hasil penelitian bukanlah reportase objektif melainkan hasil interaksi manusia dan semesta yang penuh dengan persoalan dan senantiasa berubah.
5.    Hal itu berarti bahwa realitas (perilaku manusia) tidak tunggal melainkan hanya bisa menjelaskan dirinya sendiri menurut unit tindakan yang bersangkutan.
7.    Fokus kajian post-positivis adalah tindakan-tindakan (actions) manusia sebagai ekspresi dari sebuah keputusan.

14.Bagaimana kaitan post-positivisme dalam pendidikan?
Jawab: Dalam pendidikan Indonesia Pospositivisme adalah suatu pergerakan ide yang menggantikan ide-ide positivime. Post positivisme memiliki cita-cita, ingin meningkatkan kondisi ekonomi dan sosial, kesadaran akan peristiwa sejarah dan perkembangan dalam bidang pendidikan.

15.Bagaimana kaitannya aliran post-positivisme dengan pendidikan di Indonesia?
Filsafat Post-positivisme mengarahkan agar pendidikan tidak hanya dari kejadian atau hal-hal yang dapat dibuktikan secara empiris atau dapat dilihat melainkan menggabungkan antara yang dilihat dan dirasakan. Contoh: pendidikan berkarakter itu akan berjalan dengan baik dan memberikan dampak yang positip, dilihat bukan hanya dari materi dalam pembelajaran melainkan ada juga dari perilaku dari guru, keluarga, dan lingkungan serta emosi anak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar